[Request & Tanya?]
Gratis berlangganan artikel di GratisZ Blog Via E-mail, join sekarang!!! Gratis

Thursday, April 28, 2011

Kebudayaan Seppuku "HaraKiri" Jepang

Cara yang ditempuh untuk bunuh diri itu macem-macem, mulai dari terjun bebas dari hotel/gedung tinggi, minum racun, menabrakan diri ke kereta api atau busway, gantung diri, potong urat nadi maupun bakar diri.
Ini semua adalah cara bunuh diri yang kampungan alias nDeso.
Dalam soal bunuh diri kita harus belajar dari Jepang, budaya bunuh diri ini tidak hanya sekedar mengakhiri hidup tetapi hanya oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban. Bagi mereka, tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup bila sudah kehilangan kehormatan. Budaya ini juga masih terkait erat dengan kesetiaan dan kepatuhan orang Jepang kepada kaisar, dimana kaisar dalam kepercayaan Shinto (agama tradisional yang masih banyak dipeluk oleh masyarakat Jepang) berada di tempat yang sangat disakralkan..
Mereka melakukan bunuh diri dengan ritual dan disaksikan oleh beberapa orang, bahkan oleh anggota keluarganya sendiri dan juga oleh bikshu Shinto.

Harakiri (Hara = perut, Kiru = menusuk) walaupun demikian orang Jepang sendiri jarang yang menggunakan kata Harakiri. Mereka lebih senang menggunakan kata Seppuku yang memiliki arti yang sama dengan Harakiri. Budaya harakiri ini adalah tatacara budaya kesatrian (Bushido) yang dilakukan oleh kaum Samurai. Budaya ini sudah dilakukan sejak abad ke 12 dan mulai dilarang secara resmi di tahun
1868, walaupun demikian s/d saat ini masih tetap saja banyak yang mempraktekannya.

Harakiri bukanlah sekedar bunuh diri secara begitu saja, melainkan harus melalui upacara ritual yang jelas dan telah ditentukan sebelumnya. Mereka melakukan ini bukannya secara dadakan, terkadang mereka mempersiapkan upacara Harakiri ini seperti juga upacara perkawinan yang telah dipersiapkan berbulan-bulan sebelumnya.

Sebelumnya orang melakukan harakiri ia harus mendapatkan seorang pendamping asisten yang berfungsi sebagai algojo. Sang algojo ini mendapatkan tugas untuk memancung kepala dari orang yang melakukan harakiri. Masalahnya apabila seorang melakukan harakiri, pada saat ia mau mati, dilarang mengeluh, menggerang, mengaduh ataupun memperlihatkan wajah nyeri ataupun takut. Ia harus mati dengan tabah
dan gagah. Untuk menghindar terjadinya hal ini, maka setelah sang pelaku harakiri menusukkan pisau ke perutnya, maka sang algojo harus segera memancung kepalanya dengan samurai. Dengan demikian ia bisa mempercepat proses kematian dan tidak perlu menderita. Asisten/Sang Algojo pembunuh ini lebih lazim dengan sebutan Kaishaku-Nin. Ilmu memancung kepala dengan cepat dan baik ini bisa dipelajari dan disebut Seiza Nanahome Kaishaku.
http://gratisz.blogspot.com/
Para pelaku harakiri selalu mengenakan baju putih yang melambangkan kebersihan dan kesucian. Mereka menusuk perutnya dengan menggunakan pisau kecil yang disebut Wakizashi atau Tanto. Pisau tajam yang
berukuran 30 s/d 60 cm. Pisau tersebut harus dibungkus oleh kertas putih. (Udah kaya Pocong aja...)
http://gratisz.blogspot.com/
Pisau tersebut ditusukan keperut; 6 cm dibawah pusar yang disebut Tanden. Berdasarkan ajaran Zen disitulah letak pusatnya Chi atau letaknya jiwa manusia. Mereka bukan hanya sekedar menusuk begitu saja, melainkan harus dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Prosedur merobek udel-udel ini disebut Jumonji-giri agar perutnya bisa benar-benar robek dan ususnya keluar. (Wew ngeri usus nya keluar, langsung goreng ah!! ahahahah)

Sebelum mereka harakiri mereka menulis puisi kematian atau death poem (jisei no ku).
Ini adalah daftar nama-nama orang yang pernah melakukan harakiri dan puisinya klik disini
http://gratisz.blogspot.com/
Harakiri bukan dilakukan oleh pria saja tetapi juga oleh kaumperempuan. Mereka menusukan jarum rambut atau pisau ke ulu hatinya. Harakiri perempuan ini disebut jigai. Bagi mereka yang ingin melakukan harakiri secara benar sesuai dengan ritual sebaiknya membaca terlebih dahulu panduan harakiri. (Hahahaaa, ada buku panduan bunuh diri ternyata).
Agar tidak mati konyol secara begitu saja seperti layaknya Mr Nobody, maka sebaiknya pada saat mau bunuh diri mengundang seluruh wartawan cetak maupun elektronik sebanyak mungkin. Bukan hanya
sekedar RCTI saja melainkan CNN juga. Hal inilah yang telah dilakukan oleh seorang punjangga Jepang - Mishima Yukio pada saat ia mau melakukan harakiri pada tgl 25 November 1970 di Toyo.
Bagi mereka yang tahan banting silahkan klik film reality show harakiri dari Mishima Yukio di http://www.youtube.com/watch?v=1WhSRHhaE9E Percumah bagi yang tahan banting juga karera videonya sudah di hapus. (Hahahahha..., sengaja agar percaya betapa mengerikan harakiri itu sampai-sampai videonya dihapus) tapi jangan sedih saya "Reynaldi Julio Setiabudi" sudah mendapatkan ilustrasi harakiri di video ini http://www.youtube.com/watch?v=N6RB62gHO6U

http://gratisz.blogspot.com/

Di Indonesia tidak akan ada pejabat yang merasa malu sehingga mau
melakukan harakiri. Apabila kasus korupsi mereka terungkap, mereka
lebih senang melakukan "Harta-Kiri" alias menyingkirkan hartanya
kebagian kiri alias keluar negeri daripada harakiri.

Perhatian janngan tiru adegan ini, hanya sekedar pengetahuan! Dosa itu


Sumber: dari berbagai sumber
Sumber gambar: Eksplorasi dunia
sumber: http://groups.yahoo.com/group/debat-alkitab/message/29850
Edit by http://gratisz.blogspot.com/

Komentar Saya:
Emang, emang ga punya malu para koruptor Indonesia!
Keren juga tradisinya... (Tapi menurut agma tetep dosa)

0 comments:

Post a Comment

Bagi yang tidak punya user G-mail, anda bisa mengomentar sebagai Anonymous atau Name/URL.
Name *Disi dengan Nama anda
URL *Disi dengan alamat Web anda, jika tidak punya boleh tidak diisi
Komentar akan langsung mucul langsung tanpa konfirmasi admin!!!

Oke All, Saya tungu komentarnya!!!

 

Blog Saya Yang Lain

GratisZ™: Kebudayaan Seppuku "HaraKiri" Jepang Copyright © 2009-2016 Template by Gofresh Media

| Forum Diskusi | New Post | New Comment | Thanks Blogger | About Me |